Sunday, 28 April 2013

Cerita di balik kota timah Bangka Belitung

    
 Proses penambangan

Bangka Belitung, siapa yang tidak kenal dengan provinsi yang satu ini?? Yup, Babel singkatan dari Bangka Belitung memang terkenal akan pantai nya yang indah, kuliner nya yang, enak serta kebudayaan yang unik karena banyak terjadi perpaduan etnis (akulturasi) bahkan pantai-pantai di Babel sudah terkenal hingga ke mancanegara. Tapi tahukah anda, Babel juga terkenal akan kekayaan buminya?
     Timah, ya di Babel memang sudah tidak di ragukan lagi akan kualitas timah yang dihasilkan, bahkan Babel menjadi salah satu penghasil timah terbesar di Indonesia. Timah memang memiliki daya jual yang bagus dan mahal, tak heran banyak yang menambang timah di daerah ini. Di Babel sendiri, perusahaan timah ada yang terbentuk dari pemerintah (BUMN) yaitu PT. Timah dan ada pula perusahaan swasta bahkan juga ada (banyak) yang ilegal.
     Menurut seorang teman saya yang berasal dari Bangka, Faraya, dia mengatakan bahwa penambangan timah di Babel sudah berlangsung sangat lama. PT. Timah merupakan perusahaan tambang timah terbesar dan tertua di Babel, bahkan sudah ada sebelum adanya penambangan timah liar.
     Memang pulau Bangka memiliki kandungan SDA mineral yang banyak, dan Timah merupakan salah satu bahan mineralnya. Penambangan timah itu sendiri memiliki dampak positif dan negatif yang ditimbulkannya.
     Dampak positifnya diantaranya  meningkatnya taraf ekonomi masyarakat. Mahalnya harga timah menyebabkan meningkatnya penghasilan ekonomi di Pulau ini. PT. Timah yang sejatinya merupakan  perusahaan timah terbesar dan tertua di pulau ini, menjadi salah satu tempat  bergantungnya masyarakat dengan lapangan pekerjaan yang disediakannya. Ya, hampir semua orang di pulau ini, ingin bekerja di PT. Timah dan jikalau mereka bekerja di perusahaan itu, taraf kehidupan ekonomi mereka akan meningkat, dan tentu saja menambang timah tersebut dijadikan salah satu mata pencaharian utama bagi masyarakat selain berkebun. Selain itu, dampak positif yang muncul adalah banyaknya pembangunan-pembangunan infrastruktur untuk menunjang kegiatan yang berhubungan dengan timah tersebut, wajah-wajah kota yang hidup dan maju, juga  banyaknya kapal-kapal perdagangan yang membawa, secara tidak langsung membawa dampak baik terhadap pariwisata di Babel.
     Tetapi tetap,  penambangan timah itu juga menimbulkan dampak negatif, beberapa diantaranya yaitu jelas mengurangi SDA Babel, karena timah merupakan salah satu SDA yang tidak dapat di perbaharui, maka dalam penambangannya harus dikelola dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Merusak alam, dengan menggali tanah yang sangat dalam untuk mendapatkan biji timah dan untuk membuka lahan penambangan timah juga merupakan hal negatif yang timbul, karena pembangun (developer) harus mengorbankan hutan, tanaman-tanaman yang di babat dan merusak habitat para hewan, dan jika dilihat dalam skala besar, hal demikian akan merusak ekosistim alam yang tentu saja ada manusia berada  didalamnya. Akibat dari penambangan ini juga banyak meninggalkan bekas lobang-lobang besar yang bahkan hampir membentuk genangan dan jika terisi dengan air, bisa menjadi sarang-sarang nyamuk yang banyak menimbulkan penyakit. Maraknya penambangan liar yang dilakukan masyarakat menambah kerusakan alam menjadi serius, tercemarnya dan kurangnya air bersih juga menjadi persoalan yang serius bagi masyarakat dan pemerintah Babel.
   
Gambar penambangan timah tampak dari atas
Timah dengan segala cerita yang unik di dalamnya, nilai timah yang tinggi, menjadikan faktor banyaknya penambangan liar yang semakin menambah dampak negatif. Jika memang menambang timah merupakan  suatu mata pencaharian, ada baiknya harus di dampingi dengan rasa tanggung jawab terhadap alam yaitu dengan ikut membantu mengembalikan ekosistem yang telah di rusaknya. Timah yang memiliki nilai kejayaan pada jaman dahulu, bukan hanya Bangka Belitung ada juga Dabo Singkap, Riau yang dahulu sempat menjadi penghasil timah terbesar di Indonesia dan sempat menjadi kota maju, kini tidak lebih seperti kota mati seiring semakin menjadinya pengrusakan alam yang kemudian disusul oleh tutupnya PT. Timah di Riau. Akankah hal itu terjadi di Bangka Belitung? Akankah masa kejayaan yang dialami hanya akan menjadi kenangan yang dengan mudahnya terlupakan? Kita lihat saja nanti...

Gambar diambil dari :

No comments:

Post a Comment