|
seorang Baduy Dalam |
Baduy adalah perjalanan kedua
YULUTRIP, Saat itu tanggal 17 Januari 2013, hujan lebat di pagi hari tak sedikit
pun membuat gentar niat kami untuk melakukan trip ini. Sekitar pukul 07:30 kami
menuggu angkot yang mengantarkan kami ke stasitun Pondok Ranji (jakarta
selatan). Kami berangkat berempat ke Baduy, anggotanya yaitu YULUTRIP (Yuwi dan Lulu), Siska dari Kuningan dan Netra dari Yogyakarta.
|
Siska, yuwi, Lulu, Netra |
Ternyata hujan lebat ini
menyebabkan lumpuhnya rel kereta api, tidak adanya kereta yang berangkat menuju
Rangkasbitung, banjir di seluruh kota Jakarta (ingat kejadian banjir
besar-besaran seantero jakarta) serta terjebaknya Netra dijalan menyebabkan
kami harus menunda perjalanan. Tiba-tiba sesorang menghampiri kami, setelah
memperkenalkan diri, orang itu bernama Adri, seorang tukang sapu di stasiun sana.
Dia memberitahukan bahwa ada kereta ekstra yang akan berangkat ke Rangkas jam 1
siang. Akhirnya kami pun baru bisa jalan jam 1 siang, kami membeli tiket kereta
ke Rangkasbitung untuk 4 orang, harga 1 tiketnya Rp.1500.
|
Ini adalah kereta ekonomi yang akan kami naiki |
|
suasana dalam kereta |
Asiiikkk akhirnya kami naik
kereta juga walaupun harus berdesak-desakan, dalam cuaca hujan serta kereta
yang bocor. Akhirnya kami duduk dibawah, menjadi penghalang orang lalu-lalang,
mata-mata copet selalu mengawasi kami, pedagang-pedagang yang berteriak
meneriakan barang dagangannya, orang yang meminta-minta berseliweran, kereta yang kotor akan sampah oleh orang-orang yang dengan enaknya membuang sampah di dalam kereta serta bau yang
bermacam-macam menusuk hidung menjadi warna dalam perjalanan kami. Kira kira 2
jam perjalanan yang harus kami tempuh itupun apabila tepat waktu.
|
angkot yang akan kami naiki |
Sesampainya di Rangkasbitung, sekitar
jam 15:30 kami istirahat sambil makan di warteg dekat pasar. Setelah makan kami
ditawarkan angkot menuju desa Ciboleger, desa terakhir sebelum kami memasuki
perkampungan Baduy. Tarif angkot Rp.15000, dan lama perjalanan yang kami tempuh
sekitar 2-3 jam. Sebenarnya untuk
mencapai ke desa Ciboleger kita dapat menggunakan elf, tetapi karena hari sudah
sore, jadi yang masih tersedia ya cuma angkot aja. Di sela-sela perjalanan, diangkot kami ditawari madu asli oleh seorang penjual
asal Cijahe, merasa tertarik mencicipi madu asli hutan Banten, kami pun membeli
madu itu seharga 50rb per satu botol nya.
|
Tugu Desa Ciboleger |
|
alfamart Desa Ciboleger |
Sesampainya di desa Ciboleger, sekitar jam
18:00 kami harus menemui pak Agus Bule, seorang guide yang sudah kami contac
sebelumnya, dan kami juga tetap membutuhkan seorang Baduy Dalam untuk menjadi guide kami selama di Baduy. Oh iya,
sedikit info, ternyata di desa Ciboleger ini terdapat Alfamart! Waw,
pemandangan yang cukup unik... Setelah mewawancarai guide Baduy Dalam kami yang
bernama Pak Idong dan anaknya Pulung kami pun memulai perjalanan menuju Baduy, saat
itu waktu menunjukkan sekitar jam 18:30. Saat memasuki perkampungan Baduy luar,
kami terlebih dahulu melapor serta mengisi buku tamu kepada Jaro Pemerintahan
(seseorang yang bertanggung jawab untuk menghubungkan masyarakat baduy dengan
pemerintah) dan membayar seikhlasnya
(administrasi mungkin).
|
Guide kami Baduy Dalam, Pak Idong dan Pulung |
Setelah itu kami mempersiapkan kembali
perlengkapan untuk menunjang perjalanan kami, salah satu hal yang penting
disiapkan untuk ke desa Baduy (baik Baduy Luar maupun Baduy Dalam) adalah
senter, karena perkampungan Baduy tersebut tidak menggunakan listrik. Hal
lainnya adalah sepatu kets, karena kontur jalan menuju baduy masih tanah dan apabila
hari hujan (setelahnya) jalanan menjadi sangat licin dan berlumpur. Kami
memutuskan menginap di desa Gajeboh, yaitu desa ketiga di Baduy luar. Untuk
menempuh perjalanan kira-kira 3 km, kami membutuhkan waktu 2 jam perjalanan.
Trek perjalanan yang naik turun, licin, dan gelap pastinya membuat kami jatuh, maka
ada pepatah yang mengatakan “belum ke Baduy jika tidak jatuh selama perjalanan
ke Baduy”.
Untuk tau cerita selanjutnya,
simak di post Baduy selanjutnya ya.... :D
No comments:
Post a Comment